IHWAL JATI DIRI
MENUJU
PENCARIAN DAN KEPULANGAN
Demi yang hilang
dari jauh aku melangkah
menghimpun lelah.
Sebatas mencari
menghabiskan tenaga dan waktu
demi kamu yang tiada dalam kenyataan
masih belum kutemukan sama sekali.
“Pulanglah !” Ada bisikan misterius pada
batinku.
Kepastian telah menggelar penyambutan
menyajikan sebuah kebahagiaan
atas balasan kekecewaan yang ada
kemudian ditebus oleh rasa dan logika.
Tasikmalaya,
2019
PERTEMUAN
Akhirnya runtuhlah kesedihan, sebab
pertemuan kita menemukan kebahagiaan
percakapan singkat kita menjawab
sepanjang kisah.
Pelukan menjenguk kesekian sepi.
menjelma kita yang bukan lagi sekadar
kata
dalam kutipan garis miring tebal
yang hanya dibaca saja.
Tetapi kita, sekembalinya perasaan kita
adalah tubuh utuh yang saling menyentuh
bersama mengsuh seluruh rindu
yang pernah singgah di bilik dada.
Tasikmalaya,
2019
KEMBALI
Melalui untaian doa
selalu ada jalan menuju harapan
untuk kita tubuh yang terpisah
aku kembali menemuimu
menebus rindu yang menggebu.
Kepada jarak yang menuntun kesabaran
biarlah renjana ini,
menebus kegelisahan yang sama.
Tasikmalaya,
2019
INGIN KEMBALI MUDA
Rupanya aku ingin menyulap wajah
yang menua menjadi kembali muda
mengembalikan garis keriput patah-patah
di permukaan kontur wajah
menjadikan cerah dan indah.
Rupanya kutukan ada !
Nyata !
Buktinya ada celaka pada tubuh manusia !
“Ini bukan kutukan, tapi takdir Tuhan !.”
Katanya.
Bicara:
Menua bagiku celaka !
selalu muda bagiku
adalah sebuah harga
melepas sengsara.
Rupanya aku ingin
kembali muda seperti dulu
menjelajahi detik waktu
memburu segala penjuru.
Di bawah riak kecipak air hujan
yang mengutuk dasar ubun-ubun
aku berharap langit jelaga beralih
menjadi langit jingga,
lalu menggelar cahaya purnama
menyulap seluruh tubuh
kembali seperti semula.
Tasikmalaya,
2019
MELEPAS
KEMARAHAN
Aku berteriak
memanggil riak kecipak rintik
air hujan.
Suaraku lepas
melontarkan kemarahan
yang bertelanjang bebas.
Aku lemparkan juga
cemburu yang tertanam dalam kalbu
ke tubuh sajak yang terkoyak luka.
Kau adalah tamu
yang mengetuk pintu dadaku
lalu tiba-tiba pergi tanpa permisi
meninggalkan pilu yang tak tau diri
Tasikmalaya,
2019
AKU
BERLARI, MEMUTUS IKATAN
Sepagi ini, aroma renjanaku tiada
tenggelam dalam hujan semalam
mataku terbenam di puncak senyap
tubuh menuntun himpun lamunan
mengubur seluruh yang utuh.
“Usah sedih, sepasang jiwa harus bisa
Merawat gelisah dan meredam amarah !”
Semacam ada bisikan yang menusik.
Kedua lubang telingaku menganga
sontak aku terbangun ingin berteriak
tetapi batin lebih dulu menolak
dan lebih memilih beranjak
meninggalkan jejak jarak.
Aku berlari
menuju pelataran taman
memetik rimbun pucuk daun
memutus ikatan tali hubungan
Tasikmalaya,
2019
MATI
Diksiku mati
di ulu hati yang tertusuk belati
darahku mengalir bersama bulir air mata
mengkristal menjadi mutiara nestapa.
Tasikmalaya,
2019
Terima kasih telah mengunjungi dan membaca di situs
web kumpulan literasi. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca !
Belum ada Komentar untuk "IHWAL JATI DIRI"
Posting Komentar