-->

PARADIGMA BERPIKIR, BERTINDAK, DAN BERUCAP MELALUI NOVEL TANPA KATA (SEBUAH RESENSI)


Judul Buku      : Tanpa Kata
Penulis             : Endry Boeriswati
Penerbit           : The Sadari Institue
Cetakan           : Cetakan ke 2 Tahun 2018
Tebal               : 261 halaman

Novel tanpa kata menceritakan kisah cinta antara Sarisha dengan Bayu kemudian beralih hati ke Zidhan. Sarisha adalah sosok perempuan yang cerdas dan mandiri. Ia melukis kisah cinta bersama Bayu teman kuliahnya ketika di Fakultas Psikologi. Hubungan mereka dipisahkan oleh jarak dan waktu. Sarisha yang bekerja di Singapura ternyata ia dikhianati oleh Bayu. Diam-diam Bayu telah melamar perempuan pilihan orang tuanya tanpa memberi kabar sepatah kata pun kepada Sharisa. Bayu telah menghianati komitmen yang dibangun bersama Sarisha. Hubungan mereka pun berakhir di Singapura, tepatnya di Siloso Beach. Bayu dan keluarganya sekaligus bersama calon istrinya terperangkap oleh Sarisha yang tengah menyelesaikan tugas pekerjaannya. 

Setelah putus hubungan dengan Bayu, Sarisha dipertemukan dengan Zhidan. Ia adalah seorang Leader Fotografer di majalah Mode. Sarisha bertemu dengan Zidhan di salah satu perusahaan yang sama. Perusahaan tempat Sarisha bekerja bekerjasama dengan Majalah Mode yang potigrafernya dipimpim oleh Zidhan. Selama bersama Sarisha, Zidhan telah berhasil mengisi kekosongan hati Sarisha. Tak perlu saling kenal lama Zhidan dan Sarisaha pun mengikat tali asmara. Namun, Sarisha kali ini dikhianati pula oleh Zhidan. Sarisha yang pintar dan cerdas dimafaatkan serta diperdaya oleh Zhidan untuk kepentingan karirnya. Zhidan yang telah didekati Kania teman satu tim dalam pekerjaannya pun diketahui oleh Sarisha. Yang lebih membuat sakit hati Sarisha, Zhidan telah berkeluarga dan mempunyai dua anak. Tuhan sangat sayang kepada Sarisha, akhirnya latar belakang Zhidan itu telah dibuka oleh sang Khalik dan diketahui oleh Sarisha setelah kurang lebih mengikat tali hunbungan asmara selama empat tahun. Kisah cinta mereka berakhir di acara reuni teman kuliah Sarisha. Zhidan bersama kedua anak dan istrinya terperangkap oleh Sarisha sedang menggelar makam malam. Sarisha hampir putus asa. Dirinya diliputi rasa bersalah dan bersedih yang meresahkan ibunya beserta kakak-kakaknya. Setelah Sarisha ditangani oleh seorang psikolog yang kebetulan teman Sarisha sewaktu kuliah, perkembangan psikologis Sarisha membaik.  Sarisha bangkit dari ujian hidup yang menimpanya. Ia tidak putus asa. Sarisha dengan semangat dan penuh percaya diri serta optimis melanjutkan kuliah S2 di Milan yang bukan semata-mata untuk mengembangkan diri saja melainkan untuk mengubah dirinya untuk menjadi lebih baik. Sarisaha mengambil master International Cooperation and Development (MIC&D), semua keluarga mendukung keputusan itu dan berharap Sarisha pulih kembali. Selama kuliah di Milan ingatan Sarisha terhadap Zhidan tetap masih ada. Tiba-tiba pada waktu itu Zhidan kembali menghubungi Sarisha melalui sebuah video call. Sarisha berpendirian teguh bahwa dirinya tidak bersalah dan berkali-kali menyuruh Zhidan untuk mengucapkan sebuah kata permohonan maaf atas kesalahan yang dilakukaknnya. Namun sayang, Zhidan tidak seperti apa yang diharapkan oleh Sarisha. Zidhan tidak seperti laki-laki yang selama ini diimpikan oleh Sarisha. Bahkan kelakukan Zhidan kurang lebih sama dengan seorang penjahat. Ia  tidak memiliki perasaan, ia tidak sama sekali berucap satu kata pun. Pada saat itu pula tidak ada kata yang dieja. Keadan menjadi hening. Tanpa kata. 

Membaca novel Tanpa Kata karya Endry Boeriswati membuat para pembaca merasakan dirinya seperti yang dialami oleh tokoh tersebut atau dengan istilah lain (istilah millenial) menjadi baper (bawa perasaan). Latar suasananya sangat tepat dapat menyentuh perasaan. Pembaca dapat beroleh penghayatan yang begitu mendalam atas suasana yang disajikan penulis entah itu berupa suasana hati, ruang atau tempat, dan waktu. Novel yang berjudul Tanpa Kata banyak menyuguhkan pembelajaran hidup. Sangat menarik dan kaya manfaat. Para pembaca seperti dicekoki ceramah supaya harus bisa menjaga dan mempertahankan sebuah komitmen. Novel tanpa kata juga mengajarkan para pembaca bahwa betapa pentingnya kehati-hatian, analisis, data –ihwal kehidupan seseorang supaya supaya kita tidak dibohongi-, kejujuran, etika, dan moral yang baik. Selain itu novel tanpa kata mengajarkan dan mengingatkan kita baca: para pembaca untuk selalu kuat dan sabar dalam menghadapi ujian hidup serta harus bangkit kembali. Banyak hikmah yang dapat diambil dari setiap peristiwa cerita. ajaran kehidupan yang disampaikan penulis dalam menjalani kehidupan sosial ialah landasan utamanya adalah kejujuran dalam bertindak. Di era peradaban manusia yang beretika ditandai oleh karakter perilaku dan berucap dengan kata-kata yang baik. Perilaku atau perbuatan manusia itu diperoleh dari jiwa dan daya pikirnya sedangkan kata-kata yang diucapakan diperoleh dari bahasa.***



 

Belum ada Komentar untuk "PARADIGMA BERPIKIR, BERTINDAK, DAN BERUCAP MELALUI NOVEL TANPA KATA (SEBUAH RESENSI)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel