MENUMBUHKAN KREATIVITAS BERBICARA PADA SISWA
MENUMBUHKAN KREATIVITAS BERBICARA PADA SISWA - Sebenarnya, berbahasa dan atau berbicara merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Kegiatan berbicara dapat membantu seseorang atau kelompok sosial dalam berinteraksi dan saling memberikan informasi. Tarigan dalam bukunya “Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan“ mengungkapkan berbicara mempunyai peranan sosial yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Maka dari itu, seseorang dapat berkomunikasi dengan baik apabila orang tersebut memiliki kemampuan dalam berbahasa dan berbicara. Sebaliknya, jika seseorang atau kelompok sosial tidak terampil dalam menguasai keterampilan berbahasa dan berbicara, maka proses komunikasi pun akan terjadi secara tidak efektif dan tidak efisien.
Begitu juga dengan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta didik, jika keduanya tidak memiliki keterampilan berbahasa, khususnya keterampilan berbicara yang komunikatif dalam proses berkomunikasi dan berinteraksi. Maka proses pembelajaran pun tidak akan berlangsung dengan baik. Oleh sebab itu, disini guru dan peserta didik dituntut untuk mampu menguasai kemampuan berbahasa dan keterampilan berbicara agar proses belajar berlangsung secara optimal.
Begitu juga dengan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta didik, jika keduanya tidak memiliki keterampilan berbahasa, khususnya keterampilan berbicara yang komunikatif dalam proses berkomunikasi dan berinteraksi. Maka proses pembelajaran pun tidak akan berlangsung dengan baik. Oleh sebab itu, disini guru dan peserta didik dituntut untuk mampu menguasai kemampuan berbahasa dan keterampilan berbicara agar proses belajar berlangsung secara optimal.
Lantas, belajar dan proses pembelajaran seperti apakah yang bertujuan meningkatkan kemampuan keterampilan berbicara? Kegiatan belajar pada esensinya terdapat sebuah proses pembelajaran dimana adanya suatu aktivitas, cara, dan perbuatan yang dilakukan oleh tenaga pengajar untuk menjadikan pembelajar (peserta didik) menghasilkan respon dan umpan balik yang lebih baik. Berkenaan dengan upaya meningkatkan keterampilan berbicara, seseorang perlu menyelami pembelajaran bahasa. Pada prinsipnya, pembelajaran bahasa merupakan teori-teori dasar yang melandasi terlaksananya proses pembelajaran bahasa. (Abidin, 2013: 71)
Kondisi pembelajaran berbicara yang terjadi selama ini di kalangan pendidikan formal baik sekolah dasar dan menengah jauh dari kondisi yang diharapkan. Berdasarkan pandangan penulis, kondisi yang sering dijumpai pada saat proses pembelajaran di dalam kelas, masih banyaknya siswa yang tidak terbiasa berbicara secara tidak komunikatif dan cenderung memakai bahasa yang tidak efektif. Oleh karena itu, pembelajaran berbicara yang diterapkan di sekolah harus lebih diperhatikan secara intensif dan berkesinambungan.
Peran guru sebagai fasilitator dan motivator siswa hendaknya mengenalkan kata dan kalimat yang sesuai gramatikal dan tata bunyi bahasa. Guru perlu memberikan teknik dan strategi berbicara yang baik dan melatih kreativitas berbicara siswa. Selanjutnya, guru membimbing siswa untuk mengenalkan bahasa yang efektif, informatif, dan komunikatif serta menekankan siswa untuk memproduksi bahan pembicaraan berdasarkan sudut pandang dan daya nalar siswa sehingga para siswa mampu menunjukkan kreativitas berbicara yang bermutu, cerdas, dan bernas bagi para pendengar berdasarkan hasil pemikirannya.
Pembelajaran Berbicara dengan Menekankan Siswa Aktif Berbicara
Pada dasarnya, pembelajaran berbicara yang dilakukan oleh guru bersama siswa merupakan salah satu pembelajaran bahasa yang kreatif dan produktif. Hal ini tergantung bagaimana cara seorang guru mengemudikan proses pembelajaran berbicara ke arah yang lebih tepat.
Tarigan (28: 2008) berbicara dan berpikir mempunyai hubungan erat, kedua-duanya harus berada dalam keserasian. Maka dari itu, apa yang telah diutarakan dalam pembicaraan maksudnya ialah buah hasil pemikiran dan perasaan orang yang berbicara. Oleh karena itu, di dalam pembelajaran berbicara sebelum siswa menyajikan bahan pembicaraannya secara lisan, guru diharapkan mampu mengolah daya pikir siswa secara rasional demi menghasilkan pembicaraan yang komunikatif, logis, sistematis, serta sesuai dengan tujuan dan kondisi pembicaraan. Selanjutnya, agar siswa terampil berbicara kreatif sesuai dengan hasil pemikirannya guru senantiasa memberikan model, strategi, dan teknik berbicara yang baik dengan menggunakan bahasa yang lugas, jelas, dan intonasi yang tepat.
Dalam menumbuhkan daya kreativitas berbicara pada siswa, sikap keberanian dan percaya diri untuk mengungkapkan gagasan secara lisan pun perlu diperhatikan oleh guru. Abidin (2013: 132) menyatakan, bahwa guru harus mampu melibatkan siswa dalam berbagai forum pembicaraan, baik dalam kelas, di lingkungan sekolah, maupun di luar sekolah. Hal ini dimaksudkan supaya siswa terbiasa berani tampil berbicara untuk mencurahkan tuturan, ide, atau gagasan serta aspirasi di depan umum yang akan menunjukkan kreativitas dan karakter kepribadian siswa. Sikap percaya diri dan keberanian yang tumbuh dalam diri siswa mencerminkan kematangan mental psikologi pada siswa.
Berhubungan dengan proses pembelajaran berbicara yang menekankan siswa untuk dapat mengemas ide dan menerapkannya dalam bentuk aktif berbicara kreatif, seyogianya seorang guru disamping memiliki potensi yang tinggi dalam kognisi seni berbicara kreatif, juga seorang guru dituntut untuk terampil dalam menguasai keadaan kelas dan dapat mengondisikan peserta didik. Hal ini bertujuan supaya suasana kelas terlihat lebih hidup dan kondusif. Selain itu, para siswa pun terlihat lebih aktif dan produktif.
Kemampuan aktif berbicara kreatif pada diri siswa harus didasarkan pada bahasa yang mudah dicerna oleh pembicara dengan menggunakan bahasa yang efektif, informatif, dan komunikatif yaitu bahasa yang digunakan berdasarkan lingkungan atau konteks pembicaraan. Disamping itu, seorang guru perlu memahami dan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran dengan baik. Salah satu prinsip pembelajaran menurut Brown dalam Abidin (2013: 135) yaitu memberikan peluang kepada siswa untuk berinisiasi dalam kemunikasi lisan. Maksudnya ialah bahwa seorang tenaga pendidik perlu memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat, kritik, saran, dan aspirasinya secara efisisen supaya siswa terbiasa aktif berbicara di depan umum.
Berdasarkan hal tersebut, seorang guru di dalam menerapkan pembelajaran berbicara diharapkan mampu mengembangkan pembelajaran yang kreatif untuk menciptakan lingkungan kelas yang lebih kondusif, efektif, dan menarik perhatian siswa dalam proses belajar. Selanjutnya model tersebut dipadukan dengan teknik, strategi, dan model pembelajaran yang efisien guna meningkatkan dan menumbuhkan kreativitas berbicara pada diri siswa.***
Berhubungan dengan proses pembelajaran berbicara yang menekankan siswa untuk dapat mengemas ide dan menerapkannya dalam bentuk aktif berbicara kreatif, seyogianya seorang guru disamping memiliki potensi yang tinggi dalam kognisi seni berbicara kreatif, juga seorang guru dituntut untuk terampil dalam menguasai keadaan kelas dan dapat mengondisikan peserta didik. Hal ini bertujuan supaya suasana kelas terlihat lebih hidup dan kondusif. Selain itu, para siswa pun terlihat lebih aktif dan produktif.
Kemampuan aktif berbicara kreatif pada diri siswa harus didasarkan pada bahasa yang mudah dicerna oleh pembicara dengan menggunakan bahasa yang efektif, informatif, dan komunikatif yaitu bahasa yang digunakan berdasarkan lingkungan atau konteks pembicaraan. Disamping itu, seorang guru perlu memahami dan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran dengan baik. Salah satu prinsip pembelajaran menurut Brown dalam Abidin (2013: 135) yaitu memberikan peluang kepada siswa untuk berinisiasi dalam kemunikasi lisan. Maksudnya ialah bahwa seorang tenaga pendidik perlu memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat, kritik, saran, dan aspirasinya secara efisisen supaya siswa terbiasa aktif berbicara di depan umum.
Berdasarkan hal tersebut, seorang guru di dalam menerapkan pembelajaran berbicara diharapkan mampu mengembangkan pembelajaran yang kreatif untuk menciptakan lingkungan kelas yang lebih kondusif, efektif, dan menarik perhatian siswa dalam proses belajar. Selanjutnya model tersebut dipadukan dengan teknik, strategi, dan model pembelajaran yang efisien guna meningkatkan dan menumbuhkan kreativitas berbicara pada diri siswa.***
Artikel yang bagus...
BalasHapusBerbicara itu mudah, yang susah disuruh bicara hehe
BalasHapus